Seperti halnya disiplin ilmu lainnya, sastra memiliki pendekatannya tersendiri. Pendekatan menjadi dasar dalam landasan pemikiran, kerangka berpikir, serta cara pandang dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu, penting untuk memahami pendekatan yang digunakan untuk mengupas tuntas objek penelitian. Dengan mengenali pendekatan yang digunakan, maka arah dan tujuan penelitian dapat lebih terarah. Pendekatan sastra sendiri beragam karena perkembangan karya sastra itu sendiri yang bersifat dinamis sehingga membutuhkan cara pemahaman yang berbeda-beda. Berikut ini merupakan beberapa pendekatannya yang umum dikenali dan digunakan dalam penelitian karya sastra.
Pendekatan Sastra Menurut Abrams
Abrams (1976) secara umum membagi pendekatan sastra menjadi empat macam yaitu objektif, mimetik, pragmatik, dan ekspresif.
1. Pendekatan Objektif
Pendekatan objektif memandang karya sebuah objek yang bersifat otonom. Artinya, karya sastra dapat berdiri sendiri tanpa melibatkan hal-hal yang berada di luar karya seperti politik, ekonomi, dan lain-lain. Oleh karena itu, fokus pendekatan objektif adalah karya itu sendiri.
2. Pendekatan Mimetik
Mimetik memiliki akar kata mimesis dari bahasa Yunani yang berarti tiruan. Diungkapkan oleh Plato, karya sastra dipandang sebagai tiruan alam yang nilainya di bawah realitas sosial dan ide. Sementara Aristoteles sendiri menganggap bahwa tiruan tersebut justru membedakan karya sastra dari realitas karena merupakan sebuah seni. Pada dasarnya, pendekatan mimetik mengkaji karya sastra dan kaitannya dengan realitas atau kenyataan.
3. Pendekatan Pragmatik
Pendekatan pragmatik memiliki fokus pada pembaca. Pada dasarnya, pendekatan pragmatik menilai keunggulan atau keberhasilan karya apabila memiliki manfaat bagi masyarakat atau pembaca. Oleh karena itu, pendekatan ini memandang pemaknaan karya sastra sebagaimana karya tersebut diterima oleh publik. Selain itu, fungsi karya sastra dalam memberikan ajaran atau moral juga diperhatikan.
4. Pendekatan Ekpresif
Sebagai sebuah ekspresi pengarang, karya sastra tentunya memiliki gagasan, ide, pikiran, pengalaman, dan emosi yang dimiliki pengarangnya. Pendekatan ekspresif berfokus pada hal-hal tersebut karena pusat perhatiannya tertuju pada pengarang. Dengan demikian, pendekatan ini memerlukan pengetahuan seputar pengarang seperti latar belakang sosial budaya, kapan dia hidup, pandangan sosialnya, dan sejenisnya.
Pendekatan Sastra Menurut Wellek dan Warren
Secara sederhana, Wellek dan Warren (1989) membagi pendekatan sastra menjadi dua, yaitu intrinsik dan ekstrinsik.
1. Pendekatan Intrinsik
Pada dasarnya, pendekatan intrinsik memandang karya sastra sebagai sebuah objek yang berdiri sendiri atau otonom. Oleh karena itu, aspek-aspek di dalam cerita seperti tokoh, tema, dan lain-lain menjadi fokus penelitian.
2. Pendekatan Ekstrinsik
Pendekatan ekstrinsik melibatkan aspek di luar karya dalam melakukan penelitian. Hal tersebut dapat berupa pengarang, pembaca (masyarakat), atau sejarah.
Pendekatan Sastra Menurut Tanaka
Tanaka (1976) dalam tulisannya membagi pendekatan sastra menjadi mikro dan makro.
1.Pendekatan Mikro
Pendekatan mikro memandang karya sastra sebagai sebuah objek yang berdiri sendiri dan tidak memerlukan aspek-aspek lainnya di luar karya.
2. Pendekatan Makro
Sementara itu, pendekatan makro memahami karya sastra dengan melibatkan unsur-unsur di luar karya.
Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural memiliki pandangan bahwa fenomena dalam karya terjalin dari sebuah struktur-struktur yang saling berkaitan. Dalam pendekatan ini juga umumnya dilakukan close reading atau pembacaan yang tidak melibatkan pengarang, realitas, dan pembaca. Dengan demikian, aspek-aspek di dalam karya sastra dapat diteliti secara mendalam.
Pendekatan Semiotik
Pada dasarnya, semiotik merupakan lanjutan dari struktural. Oleh karena itu, ilmu semiotik tidak dapat terpisahkan dari struktural. Semiotik memandang dunia dan dengan kode atau tanda. Menggunakan pendekatan semiotik dalam karya sastra artinya memandangan karya sebagai sebuah struktur tanda-tanda yang bermakna. Melalui sistem tanda, hubungan makna, isi, dan penyampaian sesuatu dapat diketahui.
Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologis, dikenal juga sebagai sosiologi sastra, merupakan perkembangan dari pendekatan mimetik. Sapardi Djoko Damono (1979) mengungkapkan bahwa karya sastra tidak dapat lepas dari realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, perlu dipahami hubungan karya sastra dengan realitas dan aspek sosialnya. Sebagai sebuah cabang ilmu yang mengawinkan sosiologi dan sastra, sosiologi sastra bertumpu pada masyarakat.
Pendekatan Psikologis
Pendekatan ini menggabungkan disiplin ilmu psikologi dan sastra sehingga sering kali disebut psikologi sastra. Ilmu psikologi diterapkan utamanya pada pengarang dan karya sastra. Oleh karena itu, sekilas pendekatan ini serupa dengan pendekatan ekspresif yang menitikberatkan fokus pada pengarang dan pendekatan objektif yang memandang karya secara otonom.
Pendekatan Reseptif
Pendekatan reseptif merupakan sebuah pendekatan yang berusaha memahami dan menilai karya berdasarkan tanggapan para pembacanya. Tanggapan tersebut dapat berupa tanggapan aktif dan pasif. Tanggapan aktif berbentuk seperti komentar, kritik, ulasan, atau resensi, sementara tanggapan pasif lebih bersifat pemahaman pribadi pembaca yang bersifat personal dan tidak diketahui orang lain. Umumnya tanggapan pasif berbentuk pemahaman menganai hakikat atau estetika karya sastra.
Pendekatan Feminisme
Sebuah sebuah ilmu yang baru dan terus berkembang, feminisme juga digunakan dalam penelitian sastra. Djananegara (2000) mengungkapkan bahwa pendekatan feminisme melibatkan pandangan feminisme yang menuntut keadilan gender dan memperhatikan keberadaan perempuan dalam dunia sastra, baik sebagai penulis maupun dalam karyanya. Pendekatan ini juga sering kali disebut kritik sastra feminis dan berfokus untuk menganalisis relasi gender dalam karya sastra.
Pendekatan Moral
Refleksi moralitas yang ditawarkan karya kepada pembaca menjadi perhatian pendekatan moral. Serupa dengan pendekatan pragmatis, pendekatan moral jugamemperhatikan hubungan karya sastra dan pembaca. Landasan yang dimiliki pendekatan moral adalah pandangan bahwa suatu karya menyajikan nilai atau pesan moral untuk pembacanya.
Pendekatan Biografis
Pendekatan biografis memandangan pengarang sebagai asal-usul karya sastra yang melahirkan karya tersebut. Dengan demikian, pendekatan ini berfokus pada pengarang dan akan memperhatikan biografinya. Data yang dapat digunakan seperti surat-surat pribadi, dokumen terkait seperti foto, catatan media, dan ulasan, aktivitas pengarang, juga wawancara dengan pengarang itu sendiri. Pendekatan ini memandang bahwa pernyataan pengarang adalah kebenaran mengenai karya itu sendiri.
Berikut tadi merupakan beberapa pendekatan sastra yang kerap ditemui dalam penelitian atau kritik sastra. Kalau Sobat Ebiz tengah atau hendak melakukan penelitian dan bingung soal olah data, kamu bisa konsultasi ke MyData! Proses pengerjaannya cepat dan dilakukan oleh tenaga ahli. Untuk informasi menarik lainnya, silakan kunjungi Ebizmark Blog dan Instagram @ebizmark.id.