Apa Itu Data Ordinal
Kalian tentunya pernah mengisi atau melihat survey online yang memakai pengukuran seperti sangat tidak puas, tidak puas, puas, dan sangat puas. Tidak hanya kepuasan, tingkat pengukuran yang memiliki kategori urutan lainnya juga banyak ditemukan di survey-survey online. Biasanya di beberapa institusi atau universitas menerapkan survey dengan pengukuran seperti ini untuk menilai dosen. Tapi, apakah kalian tahu bahwa pengukuran seperti itu disebut data ordinal?
Bagi yang belum tahu, data ordinal merupakan data statistik yang memiliki kategori urutan. Seperti pada umumnya sebuah nilai, angka 1 diwakili sebagai nilai terendah dan angka 5 atau bahkan 10 diwakili sebagai nilai tertinggi. Karena data ordinal menggunakan angka, maka data ordinal ini digunakan dalam penelitian kuantitatif. Untuk penelitian kualitatif, tidak bisa memakai ordinal karena penelitian kualitatif menggunakan deskripsi dan narasi dalam penelitiannya. Agar lebih jelas mengenai ordinal, simak contoh-contoh data ordinal di bawah ini!
Contoh Data Ordinal
Tingkat Kepuasan
Apakah pasien di Rumah Sakit X merasa puas dengan komunikasi yang dilakukan oleh perawat saat pemeriksaan kesehatan berlangsung?
- Sangat Puas
- Puas
- Netral
- Tidak Puas
- Sangat Tidak Puas
Dari contoh yang pertama ini, survey menggunakan data ordinal untuk mengukur kepuasan pasien di Rumah Sakit X terhadap komunikasi perawat saat pemeriksaan kesehatan. Apabila pasien merasa sangat tidak puas atas komunikasi perawat, pasien di Rumah Sakit X bisa mencentang kolom “sangat tidak puas”, dan begitu juga seterusnya. Dari kelima urutan ini, biasanya “sangat tidak puas” diberi nilai 1 dan semakin ke atas atau ke kanan, semakin tinggi nilainya. Pengukuran ini digunakan untuk melihat apakah komunikasi perawat Rumah Sakit X butuh ditingkatkan atau tidak demi citra baik instansi.
Tingkat Pengetahuan
Apakah kamu mengetahui kampanye peduli lingkungan yang dilakukan oleh merek Y?
- Sangat Tahu
- Tahu
- Netral/Pernah Mendengar 1 Kali
- Tidak Tahu
- Sangat Tidak Tahu
Contoh yang kedua ini metode untuk mengukur apakah audiens mengetahui kampanye yang dilakukan oleh merek Y. Jika audiens mengetahui kampanye tersebut, maka strategi pemasaran yang dilakukan oleh merek Y cukup bagus hingga sampai ke telinga banyak audiens. Namun apabila banyak yang mengisi “tidak tahu” atau bahkan “sangat tidak tahu”, maka merek Y harus memakai strategi pemasaran yang lain agar audiens mengetahuinya bahkan ikut berkontribusi pada kampanye tersebut, sehingga citra baik merek Y akan timbul di mata masyarakat.
Tingkat Kesepakatan
Apakah kamu setuju bahwa komunikasi antar anggota di dalam divisi C perlu ditingkatkan?
- Sangat Setuju
- Setuju
- Netral
- Tidak Setuju
- Sangat Tidak Setuju
Contoh di atas merupakan contoh yang digunakan dalam survey perusahaan untuk mengukur lingkungan kerja terutama komunikasi antar anggota di sebuah divisi. Hal ini akan menjadi bahan evaluasi untuk pemimpin divisi tersebut apa yang bisa diperbaiki.
Tingkat Kepentingan
Seberapa penting desain dalam kemasan sebuah merek bagi pelanggan?
- Sangat Penting
- Penting
- Netral
- Tidak Penting
- Sangat Tidak Penting
Survey di atas merupakan contoh survey yang dilakukan oleh suatu merek atau brand untuk mengetahui apakah desain suatu kemasan merupakan aspek penting bagi pelanggan atau tidak. Apabila sebagian besar pelanggan mengisi “sangat penting” atau “penting”, maka merek tersebut akan bekerja keras dalam pembuatan desain kemasan untuk menarik pelanggan, dan sebaliknya, apabila pelanggan merasa “tidak penting” dan “sangat tidak penting” maka merek tersebut tidak perlu mengalokasikan dana yang banyak untuk desain kemasan.
Tingkat Rutinitas
Apakah kamu selalu merasa tidak percaya diri ketika harus berbicara di depan banyak orang?
- Selalu
- Sering
- Kadang-Kadang
- Jarang
- Tidak Pernah
Contoh di atas adalah contoh yang digunakan di dalam survey penelitian yang mengukur apakah seseorang sering tidak percaya diri ketika berkomunikasi di hadapan banyak orang. Hal ini bisa dijadikan sebagai pembuktian bahwa kita selalu berpikir bahwa adanya kemungkinan munculnya persepsi negatif dari khalayak ketika kita berbicara di hadapan mereka. Setelah itu, peneliti bisa menambahkan apa saja yang harus dibutuhkan untuk mengurangi ketidakpercayaan pada diri seseorang.
Itulah 5 contoh data ordinal yang bisa dijadikan referensi oleh kamu yang sedang melakukan penelitian kuantitatif!
Cek halaman website ebizmark.id untuk melihat pelatihan yang tersedia untuk belajar lebih lanjut mengenai penelitian. Pelatihan sangat cocok untuk anda akademisi, mahasiswa, dosen, dan peneliti.
Ikuti juga sosial media instagram @ebizmark.id untuk mendapatkan konten menarik.