fbpx

Teori Strukturalisme Genetik: Baca Penjelasan Lengkapnya di Sini!

Dalam kajian sastra, dikenal teori strukturalisme genetik. Teori ini berdasar dari sosiologi sastra yang turut melibatkan aspek eksternal dalam analisis karya sastra. Apakah Sobat Ebiz berencana untuk menggunakan teori tersebut dalam skripsi? Atau ingin mengetahui lebih lanjut mengenai teori tersebut? Simak di sini penjelasan lengkapnya!

Strukturalisme genetik adalah salah satu teori kajian sastra yang menelusuri aspek genetik seperti pengarang dan sejarah dari karya sastra.

Pengertian Strukturalisme Genetik

Lucien Goldmann (dalam Faruk, 1999) meyakini bahwa karya sastra adalah sebuah struktur yang tidak statis, melainkan manifestasi dari sejarah yang terus berlangsung. Terjadi proses strukturasi dan destrukturasi yang di dalam masyarakat yang pada akhirnya mempengaruhi karya sastra. Oleh karena itu, strukturalisme genetik merupakan teori sastra yang erat hubungannya dengan masyarakat.

Sejarah Strukturalisme Genetik

Sebagai pencetus teori strukturalisme genetik, Lucien Goldmann adalah seseorang yang menganut filsafat Karl Marx yang dikenal dengan istilah marxisme. Karl Marx sendiri pada dasarnya adalah seseorang yang berangkat dari latar belakang sastra. Oleh karena itu, strukturalisme genetik erat dengan pandangan marxisme. Sebagai contohnya adalah bagaimana konsep kelas sosial turut dilibatkan dalam teori strukturalisme genetik. 

Konsep dalam Strukturalisme Genetik

1. Fakta Kemanusiaan

Fakta kemanusiaan merupakan bentuk dari segala aktivitas dan sikap manusia, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Dengan demikian, aktivitas sosial seperti politik, filsafat, seni rupa, seni musik, dan tentunya karya sastra, dapat dikategorikan sebagai fakta kemanusiaan. Goldman (dalam Faruk, 1999) mengungkapkan bahwa terdapat struktur yang memiliki arti atau bermakna pada fakta kemanusiaan. Hal tersebut bersifat demikian karena fakta kemanusiaan merupakan respons-respons dari subjek kolektif dan individual.

2. Subjek kolektif

Subjek kolektif merupakan dasar yang menciptakan fakta kemanusiaan. Goldmann (dalam Faruk, 1999) beranggapan bahwa segala tindak-tanduk manusia bukan datang dari perilaku individu sendiri, melainkan aksi yang didorong oleh kolektivitas. Goldmann memiliki istilah trans-individual untuk mendeskripsikan hal tersebut, yang kemudian disebut kelas sosial dengan meminjam istilah marxisme. Pada dasarnya, Goldmann meyakini bahwa hal-hal seperti revolusi sosial, ekonomi, politik, dan karya kultural tidak lahir dari individu belaka, tetapi turut mellibatkan kesatuan kolektivitas kelas sosial. Dengan demikian, strukturalisme genetik memandang karya sastra bukan sebagai karya pengarang belaka, melainkan melibatkan kelas sosial pula.

3. Pandangan Dunia

Pandangan dunia (vision du monde, world vision) merupakan struktur global yang memiliki makna. Goldmann (dalam Damono, 1978) mengungkapkan bahwa pandangan dunia adalah sebuah usaha untuk menjelaskan segala kerumitan dan keutuhan makna ke dalam sebuah pemahaman yang menyeluruh. Oleh karena itu, pandangan dunia berisikan ide, gagasan, aspirasi, dan perasaan yang mendasari sebuah kelompok sosial. Dengan kata lain pandangan dunia juga dapat diartikan sebagai pandangan kelas sosial. Karya sastra menjadi kekuatan dalam menyampaikan kenyataan melalui perspektif kelas. 

4. Struktur Karya Sastra

Karya sastra memiliki struktur yang bersangkut paut dan terpadu. Goldmann (dalam Faruk, 1999) mengungkapkan bahwa karya sastra adalah ekspresi pandangan dalam bentuk imajinasi. Oleh karena itu, ekspresi pandangan dunia tersebut diwujudkan secara imajiner lewat tokoh, objek, tema, dan hubungan-hubungannya. Aspek imajinasi merupakan pembeda antara karya sastra dengan filsafat dan sosiologi yang sama-sama mengungkapkan dunia.

5. Dialektika Pemahaman-Penjelasan

Dialektika pemahaman-penjelasan adalah metode yang dikembangkan Goldmann dalam strukturalisme genetik. Pada dasarnya, metode ini memperhatikan pemahaman strukutral dengan cara dialektika, yaitu merumuskan pandangan dunia yang bersifat abstrak menjadi konkret. Secara sederhana, dialektika pemahaman dan penjelasan dapat diartikan  sebagai metode strukturalis genetik dalam mendeskripsikan karya sastra. Tidak hanya bagian struktural sebuah karya sastra yang diperhatikan, tetapi juga struktur yang lebih besar seperti realitas sosial dan biografi pengarang. Oleh karena itu, untuk memahami struktur suatu karya sastra, kita juga perlu mengetahui keseluruhan realitas yang mendasarinya.

Penerapan Strukturalisme Genetik pada Karya Sastra

Sebagaimana dijabarkan sebelumnya, strukturalisme genetik memiliki konsep-konsep yang dapat digunakan dalam menganalisis karya sastra. Untuk kepentingan skripsi, analisis yang dilakukan dapat sebagai berikut:

  1. Membaca karya sastra yang akan ditelaah secara menyeluruh.
  2. Mencari data-data terkait kepengarangan (biografi penulis) dan sejarah serta keadaan sosial yang terjadi ketika karya tersebut dibuat.
  3. Menyangkutpautkan karya sastra dengan kelas sosial pengarang serta keadaan sosial yang terjadi ketika karya dibuat.
  4. Menerapkan setiap konsep strukturalisme genetik seperti fakta kemanusiaan, subjek kolektif, pandangan dunia, dan struktur karya sastra ke dalam analisis.
  5. Memastikan terjadi dialektika antara karya dan aspek genetik di dalam analisis. Artinya karya sastra dan aspek genetik, seperti kepengarangan dan sejarah, saling melengkapi satu sama lain.

Berikut tadi penjelasan lengkap mengenai strukturalisme genetik. Semoga artikel tersebut dapat membantu Sobat Ebiz dalam memahaminya secara menyeluruh. Konsultasi ke MyData kalau kamu sedang bingung dengan urusan olah data dan skripsi! Update informasi menarik lainnya di Ebizmark Blog dan Instagram @ebizmark.id, ya!

Scroll to Top
Please enable JavaScript in your browser to complete this form.