fbpx

Probability Sampling dan Non-Probability Sampling: Apa Bedanya?

Sedang melakukan penelitian tapi masih bingung bagaimana menentukan sampel? Penentuan sampel sendiri tentunya menjadi bagian yang penting karena jika jumlah subjek penelitian sangat banyak, peneliti tidak perlu mengambil data keseluruhan dari mereka, cukup dari sampel saja sebagai perwakilan. Dikutip dari artikel Ebizmark yang berjudul Perbedaan Populasi dan Sampel Beserta Contohnya, sampel merupakan sebagian dari populasi yang masih bisa dijangkau. Untuk teknik menentukan sampel, ada yang dinamakan probability sampling dan non-probability sampling.

Apa itu probability sampling dan non-probability sampling? Kalau begitu, yuk, simak pembahasan berikut ini!

Probability Sampling dan Non-Probability Sampling: Apa Artinya?

Probability Sampling

Dalam artian bahasa inggris, probability merupakan “kemungkinan”. Ini artinya teknik probability sampling adalah metode atau pengambilan sampel dengan cara acak sehingga semua orang atau makhluk hidup di dalam populasi memiliki kemungkinan dijadikan sampel oleh peneliti. Untuk melakukan metode acak, peneliti perlu menyiapkan sebuah prosedur agar setiap anggota dalam populasi tersebut memiliki kesempatan yang sama dan mendapatkan peluang yang sama pula.

Non-Probability Sampling

Kebalikannya dari probability sampling, teknik non-probability sampling merupakan pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama kepada anggota populasi, dan penentuannya tidaklah acak. Pengambilan sampel dari populasi bisa jadi karena kebetulan atau faktor penentu dari peneliti.

Jenis-Jenis Masing-Masing Teknik Sampling

Jenis-Jenis Probability Sampling

Teknik probability sampling memiliki jenis-jenisnya sendiri di mana setiap jenis tersebut memiliki cara pemilihan acak yang berbeda-beda.

1. Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana)

Seperti namanya, teknik simple random sampling merupakan metode yang paling sederhana. Penggunaan simple random sampling biasa digunakan apabila populasinya adalah homogen (sejenis). Dalam teknik ini, yang dilakukan oleh peneliti adalah memasukkan semua anggota ke dalam daftar pemilihan sampel. Kemudian peneliti bisa memberikan tanda atau nomor kepada setiap anggota dan peneliti memilih secara acak, bisa dilakukan oleh sendiri menggunakan undian atau dibantu dengan menggunakan alat generator.

2. Systematic Sampling (Sampel Sistematik)

Teknik systematic sampling merupakan pengambilan sampel dengan menggunakan jarak tertentu atau interval. Contohnya, peneliti ingin meneliti populasi yang berjumlah 100 orang. Pertama kali yang dilakukan oleh peneliti adalah menentukan angka bilangan bulat yang lebih kecil dari jumlah populasi. Dalam kasus ini, anggap saja peneliti memilih angka 5. Kemudian peneliti memilih angka sebagai jarak antar bilangan adalah 6. Jadi, orang yang dipilih oleh peneliti adalah orang dengan urutan ke-5, 11, 17, 23, dan seterusnya. Oleh karena itu, nama teknik ini dinamakan systematic sampling karena penentuan sampel yang berbentuk sistematis.

3. Stratified Sampling (Sampel Berstrata)

Starified sampling atau model sampel berstrata adalah teknik pengambilan sampel dengan cara membagi populasi subjek ke dalam strata atau kelompok-kelompok yang sesuai jenisnya. Setelah dikelompokkan, baru peneliti bisa mengambil sampel secara acak atau random dari tiap kelompok tersebut. Biasanya populasi tersebut diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, kegemaran, daerah, pendapatan, dan lain-lain.

4. Cluster Sampling (Sampel Klaster)

Jenis pengambilan sampel ini juga merupakan teknik dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok, namun setiap kelompok tersebut harus mewakili objek penelitian. Biasanya cluster sampling ini digunakan ketika populasi atau demografis yang terlalu luas jika peneliti menggunakan simpel random sampling.

Contohnya, peneliti ingin meneliti kecemasan komunikasi yang dialami oleh mahasiswa baru ketika hari pertama kuliah di seluruh perguruan tinggi di Jawa Barat di mana Jawa Barat itu terlalu luas. Maka dari itu, peneliti bisa mengelompokkan mahasiswa per institusi/perguruan tinggi di setiap satu kota. Jadinya setiap kelompok tersebut akan mewakili objek penelitian, yaitu “kecemasan komunikasi”.

banner webinar gratis ebizmark

Jenis-Jenis Non-Probability Sampling

1. Convenience/Accidental Sampling (Sampel Kebetulan)

Dalam pengertiannya, convenience sampling atau terkadang disebut juga accidental sampling merupakan teknik sampel yang paling mudah dan nyaman dilakukan (sesuai namanya) di antara jenis-jenis non probability sampling karena peneliti mengambil sampel dari orang yang secara kebetulan ada di tempat. Di sini, peneliti bisa ke tempat-tempat umum yang menjadi lokasi penelitian seperti halte, sekolah, mall, café, universitas, atau yang lainnya kemudian mengambil sampel dari orang-orang yang kebetulan bertemu peneliti di sana.

2. Purposive Sampling (Sampel dengan Kriteria Tertentu)

Teknik yang satu ini merupakan cara pengambilan sampel dengan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti. Artinya, tidak semua orang bisa dijadikan sampel oleh peneliti, namun hanya yang sesuai kriteria saja. Umumnya teknik ini digunakan apabila peneliti ingin mengambil sampel orang yang keahliannya sedikit atau tidak banyak, seperti dosen di Universitas A yang bergelar profesor, mahasiswa jurusan X yang memiliki nilai IPK 4, dan lain-lain.

3. Quota Sampling (Sampel Kuota)

Quota sampling hampir sama dengan stratified sampling, yaitu peneliti mengelompokkan populasi terlebih dahulu. Bedanya adalah pengambilan sampel dari setiap kelompok tidak bisa diambil secara acak, namun berdasarkan keinginan peneliti yang seusai dengan ketentuan sebelumnya. Jumlah sampel yang diambil itu dibatasi atau dijatah (quotum) dari setiap grup yang sudah ditentukan juga.

4. Saturation Sampling (Sampel Jenuh)

Saturation sampling atau sampel jenuh merupakan pengambilan sampel yang mengikutsertakan semua anggota populasi. Jenis teknik ini cocok digunakan untuk populasi yang berjumlah kecil. Contohnya, subjek peneliti adalah mahasiswa berprestasi jurusan Ilmu Komunikasi pada tahun 2023. Karena mahasiswa berprestasi diambil satu orang di setiap angkatan, maka jumlah mahasiswa berprestasi ada sekitar 3 atau 4 orang sehingga peneliti bisa menggunakan sampel jenuh.

5. Snowball Sampling (Sampel Bola Salju)

Terkahir, snowball sampling merupakan sampel yang diambil secara berantai, dari ukuran kecil hinga ukuran besar seperti gulungan bola salju. Teknik ini digunakan apabila peneliti sulit menemukan subjek penelitian, biasanya karena komunitas yang ingin diteliti dianggap tabu atau kontroversial oleh masyarakat. Jadi ketika peneliti mendapatkan satu narasumber, maka peneliti bisa mendapat rujukan anggota lainnya dari narasumber tersebut. Itulah yang dinamakan dari ukuran kecil ke ukuran besar.

Nah, itulah pengertian probability sampling dan non-probability sampling beserta jenis-jenisnya. Jadi, kamu mau memilih teknik sampling yang mana?

banner online course ebizmark

Ikuti terus Instagram kami, @ebizmark.id untuk mengetahui informasi-informasi yang bisa membantu penelitianmu!

About The Author

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Please enable JavaScript in your browser to complete this form.