Sejarah tidak hanya menjadi catatan masa lalu, tetapi juga jendela untuk memahami fenomena di masa kini. Penelitian historis hadir sebagai metode ilmiah yang berfokus pada penelusuran, evaluasi, dan analisis peristiwa lampau untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif terhadap berbagai masalah. Metode ini banyak digunakan di bidang sejarah, pendidikan, hingga ilmu sosial karena mampu memberikan wawasan mendalam melalui data dan bukti masa lalu.
Apa Itu Penelitian Historis?
Penelitian historis adalah metode penelitian yang memanfaatkan rekaman, peninggalan, dan data masa lalu untuk dianalisis secara kritis. Menurut Gottschalk (1986), penelitian historis merupakan proses menguji serta menganalisis rekaman dan peninggalan sejarah secara sistematis untuk mendapatkan fakta yang valid.
Sementara itu, Ismaun (2005) menegaskan bahwa metode ini juga melibatkan pengujian kebenaran bukti-bukti masa lalu guna mendapatkan pemahaman yang objektif. Dengan pendekatan tersebut, penelitian historis tidak hanya mendeskripsikan peristiwa, tetapi juga menginterpretasikan makna yang terkandung di dalamnya.
Tujuan Penelitian Historis
Penelitian historis memiliki beberapa tujuan penting. Fraenkel dan Wellen (1990) menyatakan bahwa penelitian ini membantu masyarakat menyadari peristiwa masa lalu agar dapat dipelajari keberhasilan maupun kegagalannya.
Selain itu, penelitian historis bertujuan untuk memahami praktik masa lalu dan relevansinya terhadap situasi masa kini, membantu memprediksi kecenderungan di masa depan, serta menguji hipotesis terkait hubungan antarperistiwa. Tujuan-tujuan tersebut membuat penelitian historis relevan tidak hanya untuk kepentingan akademis, tetapi juga pengambilan kebijakan.
Sumber Data Penelitian Historis
Sumber data penelitian historis terdiri atas dua jenis utama, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Jenis primer mencakup dokumen asli, arsip, catatan resmi, surat kabar pada periode tertentu, serta kesaksian pelaku sejarah.
Sumber sekunder meliputi buku sejarah, artikel ilmiah, maupun analisis yang ditulis peneliti lain berdasarkan data masa lalu. Kedua sumber ini dianalisis secara kritis untuk memastikan validitas dan reliabilitas informasi yang diperoleh.
Baca juga: Apa Itu Penelitian Normatif? Pengertian, Tujuan, dan Contohnya
Langkah-Langkah Penelitian Historis
Agar penelitian historis menghasilkan temuan yang valid dan bermanfaat, peneliti perlu mengikuti tahapan yang sistematis. Berikut penjelasan lebih detail dari setiap langkahnya:
1. Merumuskan Masalah dan Menentukan Fokus Penelitian
Tahap awal dimulai dengan merumuskan pertanyaan penelitian yang jelas. Peneliti harus menentukan topik atau fenomena sejarah yang akan dikaji, lengkap dengan periode waktu, lokasi, dan tokoh yang relevan. Penentuan fokus ini penting agar penelitian tidak melebar ke berbagai arah dan tetap berada pada jalur ilmiah. Selain itu, peneliti perlu melakukan tinjauan awal terhadap literatur untuk memastikan penelitian memiliki kebaruan (novelty) dan kontribusi ilmiah.
2. Mengumpulkan Data dari Sumber Primer dan Sekunder
Setelah masalah ditentukan, langkah berikutnya adalah pengumpulan data.
- Sumber primer: mencakup dokumen asli, arsip, surat kabar pada periode tertentu, catatan resmi, kesaksian pelaku sejarah, naskah kuno, hingga artefak.
- Sumber sekunder: berupa buku sejarah, artikel jurnal, atau hasil penelitian lain yang relevan.
Pada tahap ini, peneliti harus menggunakan metode pencarian data yang sistematis, termasuk kunjungan ke arsip nasional, perpustakaan khusus, museum, atau wawancara dengan saksi sejarah jika memungkinkan.
3. Melakukan Kritik Sumber (Verifikasi Data)
Kritik sumber bertujuan memastikan keaslian dan kebenaran data. Tahap ini dibagi menjadi dua:
- Kritik eksternal: memeriksa keaslian dokumen, penulis, waktu, dan tempat pembuatan sumber. Misalnya, apakah dokumen tersebut benar-benar ditulis pada periode yang diteliti atau merupakan salinan dari era lain.
- Kritik internal: menganalisis isi sumber untuk mengevaluasi kredibilitas informasi. Peneliti memeriksa apakah isi sumber dapat dipercaya, bebas dari bias berlebihan, serta sesuai dengan fakta lain yang relevan.
Kritik sumber adalah langkah krusial agar penelitian tidak didasarkan pada data palsu atau manipulasi sejarah.
4.Analisis, Interpretasi, dan Sintesis Data
Setelah data diverifikasi, peneliti melakukan analisis untuk memahami hubungan antar peristiwa. Interpretasi berarti memberikan makna terhadap data, menjelaskan sebab-akibat, serta menghubungkan peristiwa dengan konteks sosial, politik, atau budaya saat itu.
Sintesis dilakukan dengan cara menggabungkan berbagai temuan dari sumber yang berbeda untuk membentuk gambaran utuh dan objektif tentang fenomena sejarah yang diteliti.
5. Penulisan Sejarah (Historiografi)
Langkah terakhir adalah menyajikan hasil penelitian dalam bentuk laporan atau tulisan ilmiah. Penulisan harus sistematis, logis, dan mengikuti kaidah akademik, termasuk mencantumkan sumber secara jelas.
Pada tahap ini, peneliti tidak hanya mendeskripsikan fakta, tetapi juga memberikan analisis dan interpretasi yang didukung bukti. Penulisan sejarah yang baik harus menarik, faktual, dan relevan untuk pembaca masa kini.
Penelitian historis merupakan metode ilmiah yang memanfaatkan data masa lalu untuk memahami fenomena, menguji hipotesis, serta memberikan prediksi dan wawasan bagi masa depan. Pemanfaatan sumber data yang valid serta analisis kritis menjadi kunci agar penelitian historis dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengetahuan dan pengambilan keputusan.
Dapatkan lebih banyak artikel, tips penelitian, dan informasi menarik lainnya di Instagram @ebizmark.id. Jangan lewatkan pula berbagai Kelas Gratis mengenai penelitian yang bisa diikuti hanya di Ebizmark.id!