Cara Mudah Menulis Latar Belakang Penelitian Kuantitatif

Latar Belakang Penelitian Kuantitatif

Cara Membuat Latar Belakang Penelitian Kuantitatif

Dalam menulis latar belakang penelitian kuantitatif, kita harus mampu memahami mengapa topik tersebut layak diteliti secara empiris. Berbeda dengan latar penelitian kualitatif yang berangkat dari fenomena lapangan, penelitian kuantitatif justru dimulai dari teori dan data yang sudah ada. Oleh sebab itu, penulisannya memerlukan pola berpikir yang lebih sistematis, logis, dan terstruktur agar pembaca memahami alur dari konsep umum menuju fokus masalah yang spesifik.

Arah Berpikir Deduktif dalam Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan deduktif dalam penulisannya, yaitu berpikir dari hal-hal yang bersifat umum menuju kesimpulan khusus. Peneliti biasanya mengawalinya dengan teori, hasil penelitian terdahulu, atau data nasional kemudian mengerucut menjadi pembahasan terkait masalah tertentu yang akan diuji.

Sebagai contoh, jika seorang mahasiswa kesehatan meneliti “Hubungan Penggunaan Gadget dengan Tumbuh Kembang anak”, maka latar belakangnya dapat diawali dengan pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak, kemudian dilanjutkan dengan data peningkatan penggunaan gadget pada anak di Indonesia, hingga akhirnya menjelaskan kesenjangan atau masalah spesifik di wilayah penelitian.

Dengan pola pikir deduktif ini, peneliti dapat menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan bukan sekedar berdasarkan rasa ingin tahu, tetapi juga memiliki dasar teoritis dan relevansi yang jelas.

Ciri-Ciri Latar Belakang Penelitian Kuantitatif

Dalam penulisan latar belakang penelitian kuantitatif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar sesuai dengan karakteristik pendekatannya sebagai berikut:

  1. Dimulai dari teori atau konsep umum, artinya peneliti harus dapat menjelaskan kerangka berpikir yang menjadi dasar penelitian
  2. Menggunakan data atau angka pendukung, artinya dalam latar belakang penulis harus dapat menyajikan data statistik, laporan nasional, atau hasil survei sebagai bukti adanya masalah.
  3. Fokus pada variabel penelitian, artinya penulis harus mengidentifikasi variabel yang akan diteliti, misalnya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antarvariabel.
  4. Rumusan masalah bersifat spesifik dan terukur, maknanya peneliti harus menjabarkan pertanyaan penelitian yang bisa dibuktikan secara empiris.

Langkah-langkah Menulis Latar Belakang Penelitian Kuantitatif

Agar penulisan latar belakang lebih terarah dan sistematis, berikut adalah beberapa langkah yang dapat kamu lakukan:

1. Awali dengan uraian umum

Mulailah dengan menjelaskan gambaran umum mengenai topik yang akan diteliti. Kamu dapat mengutip dari teori dasar atau penelitian terdahulu untuk menunjukan konteks ilmiah dari masalah tersebut.

2. Sajikan data empiris

Gunakan data statistik, survei, atau laporan resmi untuk menguatkan argumentasi bahwa masalah tersebut perlu diteliti. Misalnya, tampilkan data prevalensi anemia pada ibu hamil menurut Kementerian Kesehatan atau WHO.

3. Identifikasi Kesenjangan Masalah

Jelaskan celah yang belum banyak diteliti atau kondisi yang berbeda antara teori dan kenyataan di lapangan. Dari sinilah akan muncul bagaimana urgensi penelitian yang akan kita lakukan.

4. Tentukan Fokus Penelitian

Uraikan variabel yang akan dikaji, misalnya variabel X (pengetahuan ibu hamil) dan variabel Y (konsumsi tablet Fe). Pastikan hubungan antarvariabel dapat dijelaskan dengan jelas.

5. Tutup dengan Rumusan Masalah

Akhiri latar belakang dengan pertanyaan yang bisa diuji secara kuantitatif, misalnya “Apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kepatuhan mengonsumsi tablet Fe di wilayah X?”

Contoh Struktur Latar Belakang Penelitian Kuantitatif

Kamu dapat membayangkan proses menulis latar belakang penelitian kuantitatif itu seperti menyusun sebuah cerita ilmiah yang runtut dari hal yang paling spesifik. Untuk membantu kamu dapat merumuskan kerangka latar belakang, urutannya dapat disusun seperti berikut:

  1. Paragraf 1–2: Gambaran umum dan teori dasar topik penelitian.
  2. Paragraf 3–4: Data empiris nasional atau lokal untuk menunjukkan adanya masalah.
  3. Paragraf 5: Penjelasan kesenjangan atau faktor yang belum diteliti.
  4. Paragraf 6: Penentuan fokus penelitian dan variabel.
  5. Paragraf 7: Rumusan masalah dan tujuan penelitian.

Dengan mengikuti pola tersebut, tulisanmu akan lebih mengalir dari umum ke khusus sesuai dengan prinsip deduktif.

Kesalahan Umum dalam Menulis Latar Belakang Penelitian Kuantitatif

Saat menulis latar belakang, seringkali mahasiswa atau penulis melakukan beberapa kesalahan kecil seperti:

  • Tidak menyertakan data statistik yang relevan.
  • Langsung menjelaskan variabel tanpa mengaitkannya dengan teori.
  • Menulis dengan gaya naratif seperti kualitatif, sehingga alur deduktifnya hilang.
  • Mengulang teori tanpa menghubungkannya dengan konteks penelitian.

Tips Agar Latar Belakangmu Lebih Kuat

Untuk membuat latar belakang agar lebih menarik, peneliti sebaiknya tidak hanya menyajikan teori dan data, namun juga menulisnya sebagai narasi ilmiah yang kontekstual. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam penyusunan latar belakang penelitian kualitatif:

  • Gunakan data terbaru (5 tahun terakhir) agar tulisan lebih relevan.
  • Cantumkan sumber data dari lembaga resmi seperti BPS.
  • Hindari paragraf yang terlalu panjang, lebih baik fokus pada alur logis antarbagian.
  • Tutup setiap bagian dengan transisi yang mengarahkan pembaca pada variabel penelitian.

Menulis latar belakang penelitian kuantitatif menuntut kemampuan berpikir analitis dan logis. Peneliti harus mampu mengaitkan teori dengan kenyataan melalui data-data empiris yang valid. Dengan mengikuti langkah-langkah deduktif, peneliti tidak hanya menghasilkan latar belakang yang tidak hanya memenuhi kaidah ilmiah, namun juga menunjukan kecermatan dan kedalaman berpikir.

Tertarik dan ingin tahu lebih banyak tips seputar dunia pendidikan, penelitian, dan penulisan ilmiah? Yuk kunjungi laman Ebizmark.id dan dapatkan berbagai informasi seputar webinar, bootcamp, hingga workshop menarik yang dapat membantu kamu tampil lebih siap dan percaya diri dalam karir akademikmu!

Related posts