5 Perbedaan Footnote dan Innote dalam Karya Tulis Ilmiah

5 Perbedaan Footnote dan Innote dalam Karya Tulis Ilmiah

Menulis karya tulis ilmiah (KTI) menuntut ketelitian, terutama dalam menyusun referensi yang digunakan. Catatan sumber menjadi bagian penting agar argumen yang disampaikan memiliki dasar yang kuat. Dua bentuk pencatatan yang umum dipakai adalah footnote dan innote, yang sering menimbulkan kebingungan bagi penulis pemula. Memahami perbedaan footnote dan innote sangat penting agar penulisan KTI tetap sesuai standar akademik dan tidak dianggap plagiat.

1. Penempatannya

Perbedaan footnote dan innote yang paling terlihat ada pada letak atau penempatannya. Footnote ditempatkan di bagian bawah halaman tempat kutipan muncul sehingga pembaca dapat langsung melihatnya. Sementara itu, innote biasanya diletakkan pada bagian akhir bab atau di bagian akhir tulisan secara keseluruhan. Posisi yang berbeda ini memengaruhi kenyamanan pembaca dalam menelusuri sumber referensi.

Read More

2. Gaya Penulisan dan Format

Footnote ditulis secara lengkap dengan mencantumkan nama penulis, judul buku atau artikel, penerbit, tahun terbit, hingga halaman yang dirujuk. Formatnya umumnya mengikuti aturan gaya tertentu seperti Turabian atau Chicago Manual of Style. Sebaliknya, innote lebih sering menggunakan gaya penulisan singkat, misalnya hanya menyebutkan nama penulis dan tahun terbit. Format yang digunakan sering kali mengikuti gaya APA atau Harvard.

3. Fungsi dan Tujuannya

Footnote berfungsi untuk memberikan keterangan detail terkait kutipan atau pernyataan tertentu. Tujuannya agar pembaca mendapatkan informasi yang lengkap tanpa harus mencari sumber lain. Innote lebih ditujukan sebagai penunjuk ringkas ke daftar pustaka, sehingga tidak memakan banyak ruang di dalam teks. Dengan kata lain, footnote menekankan kejelasan, sedangkan innote menekankan kepraktisan.

4. Informasi yang Dimuat

Footnote mampu memuat informasi tambahan selain sumber rujukan, misalnya catatan penjelas yang membantu pembaca memahami konteks. Informasi ini bisa berupa istilah asing, latar belakang singkat, atau penjelasan tentang teori yang dipakai. Innote lebih terbatas karena hanya mengacu pada daftar pustaka tanpa menyajikan informasi tambahan. Oleh sebab itu, footnote sering dianggap lebih informatif dibandingkan innote.

5. Kemudahan Akses bagi Pembaca

Dari segi aksesibilitas, footnote lebih memudahkan pembaca karena sumber langsung terlihat di halaman yang sama. Hal ini membuat pembaca tidak perlu bolak-balik ke bagian akhir tulisan untuk mengecek referensi. Sebaliknya, innote lebih ringkas dan menjaga tampilan teks tetap bersih, tetapi membutuhkan usaha ekstra bagi pembaca yang ingin mengetahui detail sumber. Perbedaan ini sering menjadi pertimbangan penulis ketika menentukan sistem yang digunakan.

Dengan memahami perbedaan footnote dan innote, penulis karya ilmiah dapat memilih sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan penulisan. Jika tujuan utamanya adalah memberikan informasi yang detail dan transparan, penggunaan footnote lebih disarankan. Namun, jika ingin menekankan efisiensi dan kerapian teks, innote menjadi pilihan yang tepat.

Dapatkan lebih banyak artikel, tips penelitian, dan informasi menarik lainnya di Instagram @ebizmark.id. Jangan lewatkan pula berbagai Kelas Gratis mengenai penelitian yang bisa diikuti hanya di Ebizmark.id!

Related posts